Kamis, 03 Mei 2012

Ternak Jangkrik



I.       GAMBARAN UMUM BUDIDAYA JANGKRIK
1. Sejarah Singkat
          Budidaya jangkrik (Liogryllus Bimaculatus) sangat gencar dilakukan dibanyak kota, khusnya di kota-kota besar. Kegiatan ini banyak dilakukan mengingat waktu yang dibutuhkan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2-4 minggu. Sedangkan untuk produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2- 3 bulan. Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi lebih dari 500 butir telur.
Penyebaran jangkrik di Indonesia adalah merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat tergantung untuk mengkonsumsi jangkrik yang berasal dari alam, lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota-kota dipulau jawa.

2. Sentra Produksi
            Telah diutarakan didepan bahwa untuk sementara ini, sentra peternakan jangkrik adalah dikota-kota besar dipulau jawa karena kebutuhan dari jangkrik sangat banyak. Sedangkan diluar pulau jawa sementara ini masih banyak didapatkan dari alam, sehingga belum banyak peternakan-peternakan jangkrik.

3. Jenis
            Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus, untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus wipositor-nya lebih pendek .disamping itu Gryllus Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung atau lebih dikenal dengan jangkrik kalung, yang saat ini sedang di budidayakan 

4. Manfaat
            Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau seperti murai batu, kacer, anis cacing dan  sebagainya, serta untuk pakan ikan, baik juga untuk pertumbuhan udang dan lele dalam bentuk tepung.

5. Persyaratan Lokasi
            Sebelum memulai budidaya jangkrik, terdapat beberapa persyaratan lokasi yang perlu diperhatikan, sbb ;
a.  Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik.
b.  Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain  sebagainya.
c.   Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.

II. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

            Beternak jangkrik merupakan jenis usaha yang jika tidak  direncanakan dengan matang, akan sangat merugikan usaha. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu ;
·           Penyusunan jadwal kegiatan, karena budidaya jangkrik memerlukan perencanaan yang matang maka penyusunan jadwal kegiatan menjadi hal yang sangat penting untuk memperkirakan biaya modal dan target produksi yang akan dicapai.
·      Menetapkan fasilitas fisik, fasilitas fisik yang digunakan adalah ruangan bengkel kerja, dan untuk perluasan fasilitas fisik dengan target 150 kotak untuk peroduksi jangkrik, Ka. Lapas secara tertulis minta ijin ke Kanwil menggunakan kamar hunian yang belum difungsikan untuk kegiatan tersebut.
·          Merencanakan metoda pendekatan pasar, untuk memperkirakan kebutuhan jangkrik untuk setiap harinya di kota bandung, maupun merekrut tenaga pemasaran dari luar untuk memperluas wilayah dan meningkatkan hasil penjualan.
·          Menyiapkan anggaran, mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.

1.   Penyiapan Sarana dan Peralatan
            Karena jangkrik biasa melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran.
Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang.
Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang baku. Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang. Menurut hasil pemantauan dilapangan dan pengalaman  peternak, bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm.
Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.

2.     Pembibitan
Terdapat beberapa kriteria dalam proses pembibitan, yang meliputi pemilihan bibit untuk indukan, perawatan, pembiakan, reproduksi dan perkawinan serta kelahiran, dengan penjelasan sbb ;

a. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif.

b. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.

c. Sistem Pembiakan
Sampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.

d. Reproduksi dan Perkawinan
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuanramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin.
Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu.
Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagiab dalam disemprot dengan larutan antibiotik
(cotrymoxale).Selain peneluran secara alami, dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi kekurangannya ialah telur tidak merata matangnya (daya tetas).

e. Proses kelahiran
Sebelum penetasan telur sebaiknya terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut. Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.

3.    Pemeliharaan
            Tehnik pemeliharaan menjadi hal yang sangat penting dan menentukan dalam hal pencapaian target dan peningkatan produksi, yang perlu diperhatikan ;

a. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Untuk mencegah gangguan hama, maka kandang diberi kaki dan setiap kaki masing-masing dimasukkan kedalam kaleng yang berisi air.

b. Pengontrolan Penyakit
Untuk pembesaran jangkrikn dipilih jangkrik yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar jangan sampai ada yang berjamur karena dapat menjadi sarang penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang basah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.

c. Perawatan Ternak
Perawatan jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi yang cukup agar tidak saling makan (kanibal).

d. Pemberian Pakan
Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat  darikacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain :
sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun karena kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.

e. Pemeliharaan Kandang
Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai masuk kedalam kandang.

4.    Hama/penyakit
            Hama maupun penyakit merupakan faktor kendala ataupun hambatan dalam budidaya jangkrik, tapi sampai saat ini belum ditemukan penyakit yang serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yang menempel di daun.,sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, maupun  cicak. Adapun langkah pencegahan sbb;

a. Pencegahan serangan hama dan penyakit
Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan dan daun tempat  berlindung yang tercemar jamur harus dibuang. Hama pengganggu jangkrik dapat diatasi dengan membuat dengan membuat kaleng yang berisi air, minyak tanah atau mengoleskan gemuk pada kaki kandang.

b. Pemberian vaksinasi dan obat
Untuk saat ini karena hama dan penyakit dapat diatasi secara prefentif, maka penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.

5.  Panen
            Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.
            Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur yang kemudian untuk diperjual belikan.
Sedangkan untuk jangkrik dewasa umur 40-55 hari atau 55-70 hari dimana tubuhnya baru mulai tumbuh sayap, ditangkap dengan menggunakan tangan dan dimasukkan ketempat penampungan untuk dijual.

III.  ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA JANGKRIK
            Kegiatan budidaya ternak jangkrik yang saat ini sedang dikembangkan  cukup menjanjikan dan memberikan nilai ekonomi yang cukup menguntungkan bagi kegiatan budidaya itu sendiri, maupun untuk kegiatan pembinaan yaitu dengan membekali keahlian dan ketrampilan bagi warga binaan pemasyarakatan.
            Sebelum memulai budidaya jangkrik dengan target produksi, dan juga bisa merupakan peluang bisnis yang menguntungkan tentunya berdasarkan pada analisa lingkungan maupun pangsa pasar/kebutuhan masyarakat wilayah bandung akan produksi jangkrik cukup tinggi, khususnya bagi peternak burung, ikan maupun untuk diproses menjadi tepung. Budidaya jangkrik Lapas dengan tempat pembiakan 15 kotak ukuran besar hasil pruduksi 250 s/d 300 kg/bln, target produksi 3 ton/bln untuk pemenuhan kebutuhan wilayah bandung dan sekitarnya.

1.  Faktor Lingkungan
            Penggunaan pestisida yang selama ini didapati pada lahan-lahan pertanian merupakan salah satu penyebab berkurangnya populasi jangkrik, demikian juga penangkapan jangkrik dialam yang dilakukan selama ini membuat penurunan drastis jumlah populasinya.
Dengan alasan-alasan tersebut dan naiknya permintaan jangkrik, maka peternak tidak membiarkan begitu saja kesempatan untuk memperoleh keuntungan dengan membudidayakan jangkrik dengan intensif karena dengan waktu yang relatif singkat untuk memelihara jangkrik sudah mendapat keuntungan yang berlipat ganda.
            Dengan semakin banyaknya peternak-peternak jangkrik ini, permintaan untuk telur jangkrik semakin besar juga, jadi banyak peternak yang hanya memproduksi telur jangkrik karena resikonya lebih kecil dan lebih cepat lagi mendapatkan laba untuk sekitar 25-30 hari, dibandingkan proses pembesaran sampai dengan 3 bulan.

2.  Usaha Budidaya Jangkrik
            Budidaya ternak jangkrik yang  sedang berjalan saat ini sebanyak 15 kotak adalah sebagai berikut :

a. Biaya Produksi
a.1. Biaya Tetap, yaitu biaya untuk pembuatan kotak
       - 15 Kotak Rp. 4.500.000,-
a.2. Biaya tidak tetap, yaitu biaya yang digunakan untuk proses produksi untuk 15 kotak;
         - Telor Jangkrik 5 Kg, @ Rp. 400.000 – Rp. 2.000.000,-
         - Pakan/poer 594 375 Kg, @ Rp.6000 – Rp. 2.250,000,-
         - Sayuran/vitamin/konsentrat Rp. 250.000,-
         - Tenaga kerja/WBP 6 orang @ Rp.12.000/hr – Rp.360.000/bl
a.3.  Pendapatan, hasil pemanenan 15 kotak/4 minggu,
        - 15 kotak 375 Kg @ Rp. 30.000 – Rp.11.250.000
a.4.  Keuntungan panen pertama (Pendapatan-Biaya tetap-Biaya tidak tetap) Rp.11.250.000-Rp. 4.500.000-Rp.4.860.000=Rp.1.890,000.
         Keuntungan untuk panen berikutnya dan seterusnya, karena biaya tetap tidak dikurangkan menjadi Rp. 6.390.000,-/bln.

b. Target Produksi, target yang akan dicapai untuk memenuhi kebutuhan permintaan jangkrik wilayah bandung dan sekitarnya                             3 ton/bln. Tempat produksi yang diperlukan 150 kotak, dengan       keuntungan, apabila 15 kotak Rp. 6.390.000,- maka asumsi       keuntungan untuk 150 kotak menjadi Rp. 60.390.000.- /bln.



Memberi makan jankrik umur 2 minggu

Bahan makanan tambahan



hasil panen

hasil panen

Telur jangkrik









Tidak ada komentar:

Posting Komentar